Menjajal TensorFlow Edisi 1: Instalasi dan Ujicoba dengan Linear Regression

Akhir-akhir ini kayaknya aku tertarik untuk menjajal kembali machine learning setelah hampir setahun lebih nggak pernah mempelajarinya lagi. Tesis pun nggak berkaitan dengan machine learning, cuman aggregating data dari Learning Management System saja. Dalam tulisan ini, saya akan mencoba berbagi cara melakukan instalasi TensorFlow (sebuah pustaka Python yang cukup hits untuk melakukan aktivitas ML a.k.a Machine Learning dan pernah digunakan oleh teteh Kristen Steward dalam papernya di Arxiv) dan menjajalnya dengan membuat model machine learning sederhana menggunakan linear regression.

Tapi sebelum kita maju ke pembahasan selanjutnya, aku akan jelaskan dulu apa yang dimaksud dengan machine learning secara singkat. Machine learning adalah salah satu bagian dari ilmu komputer yang Arthur Samuel (1959) definisikan sebagai “field of study that gives computers the ability to learn without being explicitly programmed” atau memberikan komputer kemampuan untuk belajar sendiri tanpa secara eksplisit diprogramkan. Komputer akan mempelajari pola/pattern dari sekumpulan data dan menghasilkan sebuah model yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas data driven prediction or decision. Pembahasan masalah machine learning tidak akan saya bahas dalam tulisan ini, tapi mungkin dalam tulisan-tulisan mendatang.

Kita langsung saja ke cara melakukan instalasi TensorFlow. Dalam kasus ini saya menggunakan MacOS, tapi secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam instalasi sama saja dengan langkah instalasi di OS lain. Eh, dan saya menggunakan Virtualenv untuk instalasi, karena kalau gagal install ya tinggal hapus saja folder virtualenvnya kemudian bikin yang baru lagi ._. Selain itu, dengan menggunakan Virtualenv kita tidak melakukan instalasi tensorflow di seluruh sistem OS, tapi hanya di folder tertentu saja yang sudah kita tentukan.

Penjelasan tentang kenapa sebaiknya pakai Virtualenv bisa baca disini.

INSTALASI

Oke, kita mulai:

  1. Pastikan kita sudah melakukan instalasi Python di komputer dan sudah melakukan instalasi pip. Googling aja ya caranya gimana. Kalau pakai MacOS tinggal ketikkan
sudo easy_install pip
  1. Dengan menggunakan pip, install virtualenv dengan command berikut
sudo pip install --upgrade virtualenv
  1. Buat folder virtualenv dengan nama “tensorflow” atau terserah sesuai selera, lalu ketikkan command:
virtualenv folderYangDiinginkan
  1. Aktifkan virtualenv dengan menggunakan command
source lokasifolder/bin/activate

Setelah menjalankan command diatas, bash anda akan berubah menjadi seperti ini:

(nama folder virtualenv)$
  1. Selanjutnya lakukan instalasi Tensorflow dengan command berikut:
pip install --upgrade tensorflow

Ini cuplikan command yang saya masukkan di terminal dan resultnya:

Screen Shot 2017-04-05 at 11.25.02 AM

And ulala, TensorFlow telah terinstall didalam virtualenv anda.

Jajal TensorFlow edisi pertama: Nyobain Linear Regression

Oke, berarti sekarang kita buat kode program pertama kita, dalam Python, untuk melakukan Linear Regression sederhana. Untuk memulainya, buatlah sebuah file python dengan nama sesuai dengan keinginan anda. Sebagai contoh saya akan membuat file dengan nama “LinearRegression.py”.

Di baris pertama, pastikan anda mengimport pustaka TensorFlow.

import tensorflow as tf

Secara umum model linear regression diformulasikan dengan bentuk: Wx + b dengan W (bobot) dan b adalah variabel/parameter yang akan dioptimasi dan x sebagai nilai asal. Hasil dari linear regression ini akan dibandingkan dengan nilai y yang merupakan nilai tujuan dari model ini. Maka kita dapat tuliskan sebagai berikut dalam kode program:

W = tf.Variable([.1], tf.float32)
b = tf.Variable([-.1], tf.float32)
x = tf.placeholder(tf.float32)
linear_model = W * x + b
y = tf.placeholder(tf.float32)

 

Sebagaimana linear regression pada umumnya, besar kualitas model ditentukan oleh besar loss. Semakin besar loss, maka semakin buruk model tersebut. Besar loss ditentukan oleh jumlah selisih kuadrat (sum square) antara hasil model dan nilai y yang diinginkan. Dalam kode program dapat kita tuliskan sebagai berikut.

loss = tf.reduce_sum(tf.square(linear_model - y))

Salah satu kuntji yang ada dalam machine learning adalah melakukan parameter optimization yang akan meminimalisasi error (pada kasus linear regression seperti ini). Dalam kasus ini, saya akan menggunakan Gradient Descent optimization untuk meminimalisasi loss yang diimplementasikan sebagai berikut.

optimizer = tf.train.GradientDescentOptimizer(0.01)
train = optimizer.minimize(loss)

 

Well, saatnya melakukan machine learning. Kita siapkan data training yang akan digunakan, misalnya seperti ini:

x_train = [1,2,3,4]
y_train = [2,0,-2,-4]

Dengan data training ini dan menggunakan model di awal (0.1x – 0.1), maka error square rootnya sekitar 27.34.

Variabel-variabel seperti W dan b yang tadi dibuat sebenarnya belum diinisialisasi. Untuk melakukan inisialisasi pada variable tersebut, kita dapat menggunakan global_variables_initializer sebagai berikut:

init = tf.global_variables_initializer()
sess = tf.Session()
sess.run(init)

 

Well, saatnya kita jalankan model training yang sudah kita buat diatas dalam iterasi 1000 kali dengan kode program sebagai berikut:

for i in range(1000):
    sess.run(train, {x:x_train, y:y_train})

Dan terakhir, kita cetak nilai parameter W, parameter b, dan besar loss setelah training dengan melakukan ini:

curr_W, curr_b, curr_loss  = sess.run([W, b, loss], {x:x_train, y:y_train})
print("W: %s b: %s loss: %s"%(curr_W, curr_b, curr_loss))

 

Well, kalau disusun dari atas sampai bawah, kode program yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

import tensorflow as tf
# Parameter model
W = tf.Variable([.1], tf.float32)
b = tf.Variable([-.1], tf.float32)

# Model masukan (x) dan keluaran (y)
x = tf.placeholder(tf.float32)
linear_model = W * x + b
y = tf.placeholder(tf.float32)

# kalkulasi loss
loss = tf.reduce_sum(tf.square(linear_model - y)) 

# optimizer dengan Gradient Descent
optimizer = tf.train.GradientDescentOptimizer(0.01)
train = optimizer.minimize(loss)

# data training
x_train = [1,2,3,4]
y_train = [2,0,-2,-4]

# Perulangan training
init = tf.global_variables_initializer()
sess = tf.Session()
sess.run(init) # reset values to wrong
for i in range(1000):
  sess.run(train, {x:x_train, y:y_train})

# Evaluasi hasil training
curr_W, curr_b, curr_loss  = sess.run([W, b, loss], {x:x_train, y:y_train})
print("W: %s b: %s loss: %s"%(curr_W, curr_b, curr_loss))

 

Dan setelah kita jalankan, didapatkan hasil sebagai berikut:

W: [-1.99999118] b: [ 3.99997377] loss: 4.58897e-10

Wow, lossnya ternyata jadi kecil sekali ya dibandingkan kondisi awal yang mencapai angka 27an.

Dan akhirnya kita mendapatkan nilai w dan b yang baru, sehingga model linear dari data training di atas dengan menggunakan 1000 iterasi dan menggunakan Gradient Descent Optimizer adalah sebagai berikut:

y = -1. 99999118 x + 3.99997377

 

Dalam tulisan selanjutnya, saya akan coba sharing tentang bagaimana cara menggunakan tensorflow untuk berbagai permasalahan. Dari nyoba-nyoba pakai iris data set sampai ke pemrosesan teks dengan word2vec. Mudah-mudahan gue masih minat buat nulis di blog ini hehe.

Sumber:
https://www.cims.nyu.edu/~munoz/files/ml_optimization.pdf
https://www.tensorflow.org/get_started/get_started

Please, say no!

Aku termasuk orang yang paling susah buat bilang “tidak”. I don’t want to blame anything, tapi mungkin karena waktu sekolah dulu selalu berusaha mencitrakan diri sebagai anak yang “baik”, jadinya agak sungkan kalau menolak keinginan orang lain.

Some people say that I was waaay tooo nice. Dan ya, kayaknya sih iya. Oleh karena itu, beberapa skill manajemenku buruk (dalam negotiating, delegating job, dan manajemen waktu yang bener-bener payah karena terlalu banyak kerjaan dan nggak berani menolak). Dan hal ini jadi bahan evaluasi besar-besaran dari pimpinanku di kantor yang baru ini: You need to say “No” if you don’t like or don’t want something.

Dan iya, aku memang harus berubah.

Banjir Informasi dan Kesadaran Informasi.

banjir

Saya bukan termasuk orang yang sangat rajin nulis, paling cuman saat kepepet aja atau pas ada tugas. Salah satunya adalah ini, tugas pra persiapan keberangkatan PK-25 LPDP. Mudah-mudahan bermanfaat buat pembacanya. Maaf kalau tulisannya masih cupu, da aku mah apa atuh 😦

Kejadian jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 pada akhir tahun 2014 lalu sungguh mencengangkan banyak pihak. Bayangkan saja, lebih dari seratus lima puluh orang dengan berbagai usia dinyatakan hilang, bahkan beberapa sudah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Kejadian naas tersebut seketika menjadi sorotan media lokal, nasional, bahkan internasional.

Berbagai media massa langsung berlomba mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Sumber-sumber informasi seperti pengamat penerbangan, manajemen Air Asia, tim Search and Rescue (SAR), politikus, regulator penerbangan, keluarga korban, tetangga korban, selebritis, bahkan dukun sekalipun tak pelak menjadi buruan media. Segala informasi mengenai tragedi tersebut langsung menjadi incaran.

Demikian pula yang terjadi di media sosial, salah satu bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang paling popular saat ini. Ada banyak orang yang berbagi link berita terkait tragedi tersebut di facebook atau twitter, berbagi informasi via broadcast BlackBerry Messenger (BBM) dan instant messenger lain, dan bermacam-macam cara lain. Seketika masyarakat hanyut dalam ‘banjir informasi’.

Kebutuhan Informasi

Saat ini, siapa yang tidak butuh informasi? Informasi merupakan salah satu kebutuhan vital yang seringkali tidak kita sadari. Selama ini kita hanya menyadari bahwa hanya sandang, pangan, dan papan lah yang menjadi kebutuhan vital dalam kehidupan. Padahal, tidak terpenuhinya kebutuhan informasi seorang manusia dapat memicu munculnya rasa cemas dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan dapat berdampak negatif pada kondisi fisik dan psikis.

Sebagai contoh, seorang petani akan membutuhkan informasi mengenai cara penanggulangan hama untuk menghindari kecemasan akan gagal panen. Pada kasus musibah AirAsia misalnya, keluarga korban membutuhkan informasi yang benar mengenai kondisi dan keberadaan korban sehingga rasa cemas dapat berkurang.

Pada kondisi banjir informasi seperti yang terjadi saat ini informasi yang benar dan sesat seringkali tercampur aduk. Tidak luput dari ingatan kita ketika saat hari pertama pencarian, ada pesan via BBM berisi informasi palsu yang diterima oleh keluarga korban dan menyatakan bahwa pesawat mendarat darurat di kawasan Belitung Timur. Seketika informasi tersebut menyebar ke banyak orang terutama melalui media sosial. Untung saja, otoritas yang berwenang menyebarkan informasi yang menyatakan bahwa informasi tersebut adalah hoax/kabar bohong. Namun sayangnya, masih ada masyarakat yang menelan informasi tersebut mentah-mentah.

Literasi Informasi, Media, dan TIK Masyarakat

Partnership for 21st Century Skills (p21.org), sebuah organisasi pendidikan yang fokus pada analisis keterampilan, merilis daftar-daftar keterampilan yang wajib dimiliki oleh manusia abad ke-21. Pada daftar tersebut, literasi informasi, media dan TIK menjadi salah satu keterampilan utama yang penting untuk dimiliki. Melalui literasi informasi, media, dan TIK yang baik, manusia abad ke-21 dapat menerima, mengolah, dan mengomunikasikan informasi secara arif dan tepat. Masyarakat dapat mengimbangi perkembangan media informasi sebab masyarakat mampu memilah informasi yang diperoleh melalui media dan TIK dengan baik sehingga dapat meminimalisasi terjadinya distorsi dalam penyebaran informasi

Meskipun belum ada penelitian yang secara komprehensif menganalisis literasi informasi, media, dan TIK masyarakat Indonesia, ada beberapa hal yang mengindikasikan rendahnya keterampilan tersebut di masyarakat. Adanya masyarakat yang menelan informasi mentah-mentah tanpa menganalisis kredibilitas sumber informasi merupakan salah satu indikasi lemahnya literasi informasi, media, dan TIK masyarakat.

Untuk dapat meningkatkan literasi informasi, media, dan TIK masyarakat maka perlu ada upaya lebih untuk dilakukan. Muara dari upaya-upaya tersebut adalah munculnya kesadaran informasi (information awareness) masyarakat. Apabila masyarakat telah merasakan pentingnya mendapatkan informasi yang layak, maka secara otomatis literasi informasi, media, dan TIK akan ikut meningkat.

Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran informasi dapat dimulai dari kecerdasan media, khususnya media massa dalam mengelola informasi masyarakat. Pengelola media perlu menyadari bahwa kecerdasan dalam mewartakan berita, seperti dengan tidak mewartakan informasi yang tidak jelas asal-usulnya, dapat membantu mencerdaskan masyarakat dan meningkatkan kredibilitas media itu sendiri. Tidak hanya media, tokoh-tokoh masyarakat juga perlu mendidik masyarakat dengan memberikan contoh untuk tidak menyampaikan informasi-informasi yang tidak jelas, rancu, dan multi-interpretable.

Reformasi Pendidikan TIK

Selain upaya-upaya yang disampaikan sebelumnya, perlu ada usaha peningkatan literasi informasi, media, dan TIK yang dilakukan sedini mungkin, terutama melalui kegiatan persekolahan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), TIK menjadi mata pelajaran tersendiri di sekolah menengah. Namun sayangnya mata pelajaran tersebut belum menjangkau kegiatan-kegiatan yang dapat memicu kesadaran informasi siswa dan lebih mirip kursus komputer. Pada kurikulum 2013, TIK diintegrasikan dengan seluruh mata pelajaran di sekolah, namun tidak ada mata pelajaran TIK secara khusus melainkan berubah wujud menjadi layanan bimbingan. Namun sayangnya bentuk layanan bimbingan TIK yang harus dilakukan di sekolah sampai saat ini masih belum jelas.

Oleh karena itu, reformasi pendidikan TIK di sekolah merupakan sebuah keniscayaan. Pendidikan TIK tidak bisa lagi hanya berisi tentang cara-cara menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, akan tetapi perlu diperkaya dengan wawasan mengenai cara-cara yang tepat dan bijak dalam menggunakan perangkat TIK untuk mendapatkan informasi yang benar dan memanfaatkan media khususnya media sosial yang sangat popular di kalangan peserta didik. Melalui pendidikan TIK semacam itu, siswa diharapkan kesadaran informasi dan dapat menjadi agen kesadaran informasi di wilayahnya masing-masing.

Banjir informasi bukanlah sebuah masalah bila informasi yang beredar merupakan informasi yang tepat. Oleh karena itu, sangatlah perlu untuk menumbuhkan kesadaran informasi di masyarakat sehingga informasi-informasi sesat dan menyesatkan masyarakat dapat berkurang.

 

Oleh Faisal Agus Tri Putra
Dipublikasikan di Tribun Jabar, 7 Januari 2015

Mengaktifkan Screen Saver Balon Balon bertabrakan di Windows 7 Professional

Hehehehe…. Waktu kuliah statistika ternyata ada hal yang cukup menarik dan patut untuk diperbincangkan di blog kita kali ini. Kali ini kita nggak akan membahas kesemaman Data Analysis nya Excel yang kurang mengindonesia dan meng-UPI, tapi kita akan membahas Windows 7.

Bay de wey eniwey baswey, siapa sih yang nggak tau dengan Windows 7. Produk buatan pabriknya Mbah Bill Gates ini termasuk OS yang paling fenomenal saat ini, bahkan kalau ke OP warnet nanya lebih sering nonton video Briptu Norman atau ngutak ngatik windows 7 nya maka briptu norman akan kalah saing (pengandaian yang tidak masuk akal).

Pada saat kuliah, tanpa sadar saya memperhatikan screen saver yang digunakan oleh dosen pada saat itu. Screen saver yang digunakannya saat itu cukup unik, yakni balon balon yang berubah warna ketika bertabrakan.

Tanpa sadar selama perkuliahan daya cuman liatin balon itu. Warna yang ditampilkannya cukup menarik. Serasa saya menembus awan menggapai langit dan angkasa luas bersama teman-teman (tanpa sahabat) *saya mulai merasa bahwa obrolan kita udah mulai menggeje*.

Cara untuk mengaktifkan screen saver itu adalah dengan cara:

  1. Klik kanan pada desktop (atau kalo bingung klik saja pojok kanan bawah) sehingga muncul kurang lebih seperti ini.

  2. Pilih Personalize sehingga muncul tampilan seperti ini

  3. Di pojok kanan bawah klik lambing screen saver sehingga muncul tampilan seperti ini

  4. Pada pilihan screen saver kamu pilih bubbles, lalu di kolom wait kamu tentukan pada waktu berapa menit setelah computer didiamkan screensaver itu akan aktif. Kurang lebih seperti ini

  5. Klik OK atau Apply, tunggu beberapa menit (warning, jangan sampai mouse nya bergeser atau kamu menyentuh keyboard. Itu akan memperlama waktu menunggu. Dan muncullah screen saver idaman itu

Mudah kan???

Membuat Histogram Menggunakan Microsoft Excel 2007 (Beware, SEMAM Detected)

Apa kabar read(y)er? Akhirnya saya update juga blog ini yang nggak sempet keurus gara-gara sibuk :p. Sebenernya sih kepikiran untuk nulis ini udah lamaaaa banget, tapi karena nggak ada waktu buat nulis ya jadi gini deh nggak keurus hampir satu tahun.

Dulu mungking (okkots mode:on) di SMA read(y)er udah pernah belajar statistika yang sangat amat dasar. Inget nggak? Yang disuruh ngelompokin data dan kawan-kawan. Dan tentunya pasti udah akrab dong dengan yang namanya histogram, data berkelompok, lebar kelas, panjang kelas, dan sebagainya. Sekitar beberapa minggu kemaren, gue dapet tugas dari dosen disuruh buat histogram dari data-data hasil ujian anak SMA. Maklum lah, anak pendidikan n calon guru gitu loohhh (geje mode on).

Bay de wey, daripada kita buat tabel distribusi frekuensi yang agak ribet, ternyata Microsoft Excel 2007 (selanjutnya disebut excel *bahasa persidangan mode on*) dengan Data Analysis nya telah memfasititasi kita untuk membuat histogram dengan satu kali klik. Jadi excel yang ada di PC kita itu nggak kalah ama aplikasi-aplikasi statistika semacam SPSS dkk (yaa lumayan lah).

Sebenernya nggak hanya histogram yang bias dibuat menggunakan excel, tapi banyak yang lain juga. Ada Z Test, Anova, Sampling, Regression, dan lain-lain. Bahkan, excel pun nggak ngasal dalam melakukan perhitungan karena didasarkan pada:

  • Strum, Robert D., and Donald E. Kirk. First Principles of Discrete Systems and Digital Signal Processing. Reading, Mass.: Addison-Wesley Publishing Company, 1988.
  • Abramowitz, Milton, and Irene A. Stegun, eds. Handbook of Mathematical Functions, with Formulas, Graphs, and Mathematical Tables. Washington, D.C.: U.S. Government Printing Office, 1972.
  • Box, George E.P., William G. Hunter, and J. Stuart Hunter. Statistics for Experimenters: An Introduction to Design, Data Analysis, and Model Building. New York: John Wiley and Sons, 1978.
  • Devore, Jay L. Probability and Statistics for Engineering and the Sciences. 4th ed. Wadsworth Publishing, 1995.
  • McCall, Robert B. Fundamental Statistics for the Behavioral Sciences. 5th ed. New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1990.
  • Press, William H., Saul A. Teukolsky, William T. Vetterling, and Brian P. Flannery. Numerical Recipes in C: The Art of Scientific Computing. 2nd ed. New York: Cambridge University Press, 1992.
  • Sokal, Robert R., and F. James Rohlf. Biometry: The Principles and Practice of Statistics in Biological Research. 2nd ed. New York: W. H. Freeman, 1995.

Udeh, jangan kebanyakan teori. Mending langsung praktek :p:

  1. Jalankan Microsoft excel yang kamu punya.
  2. Silahkan masukkan data-data yang akan dianalisis menjadi histogram. Kurang lebih kayak gini:

  3. Kalo sekiranya di menu Data belum ada Data Analysis, Kamu pilih office button, kemudian klik excel options lalu pilih add-ins sehingga tampilannya kurang lebih seperti ini: (kalo ada menunya loncat ke nomor 7)

    Pada manage, pilih excel add-ins lalu klik Go

  4. Pada daftar add-ins available, kamu centang Analysis ToolPak. Lalu Klik OK

  5. Selanjutnya klik yes untuk mengistall add ins data analysis
  6. Jangan berpikiran kalau tahapan ini lagi ngistall ulang office. Walaupun mirip, sebenarnya excel kamu lagi dipasangin add-ins. Tunggu aja ampe hilang.

     

  7. Pada menu pilihan Data, pilih data analysis sehingga muncul daftar analysis toolnya. Lalu pilih deh histogram dan klik OK.


  8. Pada Input Range, klik tanda unik disamping isian dan blok data yang akan kita analisis. Lalu klik lagi tombol unik yang tadi

  9. Disini banyak pilihan hasil jadi histogramnya. Ada Output range kalau kita ingin hasilnya pada bagian tertentu dalam sheet aktif. Ada New Worksheet Ply kalau ingin di sheet baru. Ada new Workbook kalau ingin di workbokk baru. Kita bisa memilih Pareto, Cumulative Percentage (kalau ingin ada persentasenya) dan chart output kalau pengen ada grafiknya. Kalau saya cuman milih chart output dan new worksheet ply aja. Klik OK ^_^

  10. Dan Tadaaaaa….

    Hasilnya tidak begitu mengecewakan bukan???

    Kita bisa membuat histogram tersebut lebih baik kalau kita menentukan sendiri kelas-kelasnya dengan memasukkan range bin (yang merupakan batas atas dari tiap-tiap kelas. Kayaknya untuk tugas kuliah, kita harus ngitung sendiri kelasnya. Soalnya yang excel mah perhitungannya agak nggak mengindonesia *mengindonesia maksudnya menyukai bilangan bulat tanpa koma koma* yang menyukai angka-angka bulat atau cantik) pada isian sebelumnya. (Ini yang buat agak ribet).

     

    Ya walaupun kurang begitu pas, tapi lumayan bagi kita yang memang nggak suka nganalisis data. Sebenernya ini belum saya eksplor lagi, cuman baru tau kemaren-kemaren. Tapi lumayan lah, kan katanya juga Sampaikanlah walau satu ayat (ayat cinta).

    SEMAM!!!!

 

Menginstall Game-Game yang hilang di Windows 7 Professional

“Tidaaaak….. Mamah, Bapak, om Ical, tulungan…”, teriak udin seperti sedang dikejar-kejar oleh anak hasil hubungan terlarang Ryan Jombang dan Sumanto. Seketika penghuni rumah menjadi panic, karena anak satu-satunya di rumah itu, yang ganjen dan manjanya naujubilah, berteriak-teriak dan malu-maluin.

“Udin, kenapa??? Ada masalah apa nak??” ujar ayah udin menenangkan perasaaan udin.

“Om ical kok tega banget sih, mana minesweeper aku yang di computer. Makanya, jangan sok-sokan nginstall ulang, jadi computer aku nggak ada gamenya. Om ical jahat, om ical harus beliin aku Xbox 360 ama Kinectnya. Pokoknya harus beli…” teriak anak nggak tau diri yang menyamakan kinect dengan minesweeper.

“Atau aku harus nari chaiyya-chayya di atas tower Indosat di samping rumah kayak Briptu Norman Security Essencial (nggak menyebutkan produk lain kecuali buatan Microsoft–red) dan Fitri yang rumahnya di Banten itu??? Om ical jahaaaatttt….”. Makin jadi ini anak harus segera dialihkan ke Rumah Sakit Jiwa.

Sebel lihat ponakan yang kayak begitu? Pengen ngebejek-bejek jadi rujak bebek? Atau ingin di panggang di atas prosesor komputer anda? Jangan keburu nafsu, kita take easy aja bos…

Mungkin ilustrasi yang bisa menggambarkan kehebohan sebuah rumah karena hal sepele, gamenya hilang gara-gara make Windows 7 Professional. Kebijakan Microsoft yang tidak menginstall secara default game-game native Windows 7 di OS yang khusus bagi kalangan professional ini tentu saja merugikan bagi udin, atau mungkin jutaan udin-udin lain di dunia ini akibat ulah dari Microsoft yang ngebetein.

Sebenarnya, aplikasi game tersebut itu tidak hilang, sekali lagi TIDAK HILANG, namun pihak Microsoft tidak menginstall game tersebut secara default di Win7 Pro itu. Adapun cara mengembalikan game tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Klik start menu, lalu ketikkan add or remove

  2. Setelah itu, silahkan klik add or remove programs sehingga muncul kotak seperti ini

  3. Lalu di pilihan paling kiri, silahkan klik Turn Windows Features On or Off. Lalu ceklis pada pilihan Games dan Klik OK.

  4. Nunggu deh…

  5. Selesai

    Udin pun kembali senang dan bahagia memainkan minesweepernya. Life happily ever after (semam-doc).

Metamorfosis Diri

Setiap fenomena yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak Allah SWT. Bulan yang mengitari bumi, bumi yang mengitari mentari, setiap tetes hujan yang turun, setiap jiwa yang ada kemudian tiada, dan masih sangat banyak yang lainnya merupakan kehendak-Nya. Salah satunya adalah Metamorfosis.

Metamorfosis merupakan sebuah fenomena alam yang sangat menakjubkan. Beberapa makhluk hidup mampu merubah wujud menjadi bentuk yang lebih indah dan lebih fungsional. Tidak semua makhluk hidup mampu bermetamorfosis, melainkan hanya beberapa makhluk yang dikehendaki oleh-Nya. Makhluk yang dikehendaki Allah tidak hanya kupu-kupu, katak, atau hewan yang bermatamorfosis yang kita pelajari pada biologi, namun metamorfosis ini dapat terjadi kepada seluruh makhluk yang Dia kehendaki.

Mengapa bisa demikian? Apakah manusia merupakan perubahan wujud dari larva menjadi manusia?.  Untuk manjawab pertanyaan tersebut, penulis perlu mendefinisikan metamorfosis yang dimaksud. Metamorfosis merupakan perubahan wujud menjadi lebih sempurna atau lebih fungsional yang tidak selalu berarti perubahan fisik. Manusia bukan hasil perubahan dari larva, melainkan makhluk sosial yang mampu mengendalikan dan mengatur dirinya sendiri (thinker and setter). Manusia mampu melakukan perubahan untuk dirinya sendiri bahkan mampu memengaruhi orang lain untuk berubah sesuai kehendaknya.

Lalu, apakah perubahan kearah negatif merupakan metamorfosis?. Metamorfosis merupakan perubahan kearah positif, karena metamorfosis merupakan perubahan menjadi lebih sempurna, tidak sekedar perubahan saja.

Metamorfosis diri

Apakah diri harus bermetamorfosis? Pertanyaan ini serupa dengan pertanyaan “Apakah manusia perlu minum?” atau “Apakah manusia perlu bernafas?”. Metamorfosis merupakan kebutuhan dan kewajiban diri yang tidak dapat diganggu gugat, karena sudah menjadi kewajiban manusia untuk berusaha berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih sempurna. Contoh kongkritnya, manusia harus merubah sikap dan perilaku dari sikap dan perilaku bayi menjadi dewasa.

Apakah metamorfosis diri berlangsung secara spontan?. Pertanyaan ini sama dengan “Apakah makan terjadi secara spontan?”.  Metamorfosis diri harus dilakukan dengan usaha/ikhtiar, tidak terjadi secara otomatis. Manusia menghadapi dua pilihan perubahan dalah hidupnya, berubah menjadi lebih baik (bermetamorfosis) atau lebih buruk.

Metamorfosis diri seorang muslim

Metamorfosis diri seorang muslim adalah upaya mengubah diri menjadi lebih sempurna atau lebih ideal yang mengarah untuk menjadi seorang muslim yang ideal. Sejatinya, seorang muslim ideal adalah manusia yang mampu berperilaku dan berfikir yang tetap berada dalam koridor Al-Quran dan As-Sunnah. Segala tindakan yang dia lakukan semata-mata hanya untuk menggapai keridhoan Allah.

Wah, susah dong untuk bermetamorfosis diri seorang muslim?. Tidak juga, bukankah kita dapat melaksanakan tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, tidak perlu sekaligus. Bukankah Al Quran diturunkan tahap demi tahap?. Bukankah kita belajar penjumlahan dan pengurangan dulu sebelum mampu menguasai soal-soal aljabar yang superkompleks?. Metamorfosis tidak selalu revolutif, namun bisa juga evolutif.

Mengapa metamorfosis diri sebagai seorang muslim ini kini menjadi lebih penting? Karena lubang degradasi moral manusia muslim semakin menganga dan semakin dalam. Kita tahu bahwa banyak sekali sikap-sikap manusia muslim dewasa ini yang semakin jauh dari harapan sebagai seorang muslim. Banyak yang menghabiskan waktu hanya untuk menghambur-hamburkan harta, dan bahkan bertindak yang tidak diridhoi Allah. Manusia muslim dewasa ini banyak yang lebih senang mengisi waktu-waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat wasted time daripada mengisinya dengan memakmurkan  majelis-majelis ilmu.

Lalu bagaimana agar bisa bermetamorfosis sebagai muslim secara ideal? Berikut merupakan sebagian caranya

  • Luruskan Niat

Setiap perbuatan merupakan implementasi dari niat sang pelaku. Apabila metamorfosis ini niatnya bukan lillah, maka jangan harap metamorfosis ini akan berhasil, apalagi kalau niatnya hanya karena ingin dipuji. Banyak dari orang-orang yang penulis temui berperilaku sebagai muslim hanya untuk disayang sang calon mertua, mendapatkan nilai yang bagus dari dosen, atau ingin mendapatkan perhatian dari pacar. Naudzubillah…

Pastikan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan adalah semata-mata untuk mencapai keridhoan Allah, tidak ada niat lain yang mengiringi.

  • Lakukan mulai dari hal-hal kecil

Menjadi seorang muslim ideal sangatlah sulit. Memerlukan waktu yang lama dan dilaksanakan secara konsisten dan kontinu. Banyak orang yang ingin segala sesuatu itu dapat dikerjakan secara instan atau simsalabim, padahal tidak semua hal dapat dikerjakan dengan instan.

Lakukan dengan hal-hal kecil yang dimulai dari diri sendiri. Misalnya, biasakan untuk memungut sampah atau duri di jalan agar para pengguna jalan nyaman. Atau yang lebih mudah lagi, kita bisa mulai metamorfosis ini dengan melafadzkan Bismillahirahmanirahim setiap memulai kegiatan.

  • Lanjutkan dengan hal-hal yang sedang sampai hal-hal besar

Setelah mantap dengan nomor 2, coba mulai bermain dengah hal-hal yang tingkatnya sudah sedang. Misal, menambah jam mengkaji Al Quran, memengaruhi orang lain agar berperilaku sebagai muslim, syukur-syukur kalau sudah ‘menangani’ hal-hal besar.

  • Jangan terburu-buru dan jangan terlalu memaksakan diri.

Jangan suka menganggap bahwa segala hal bisa dilakukan secara cepat dan mudah. Kita tidak usah terburu-buru untuk menjadi seorang muslim ideal walaupun kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Lakukan secara cepat dan tepat. Walaupun jangan terburu-buru, tapi jangan juga dilambat-lambatkan.

Jangan memaksakan diri, misal kita berperang secara fisik melawan musuh Allah namun pada saat itu kita tidak memiliki kemampuan perang sama sekali. Tapi hal ini harus ditanggulangi dengan cara banyak berlatih, setumpul apapun punggung parang kalau sering diasah pasti tajam.

  • Lakukan secara konsisten dan kontinyu

Walau bagaimanapun, setiap kegiatan yang dilaksanakan asal-asalan dan saka (sakadaek, sakainget, dan sakahayang) sulit untuk menghasilkan produk yang berhasil. Harus ada komitmen untuk melaksanakan proses metamorfosis ini secara berkelanjutan. Kalau perlu paksa saja diri ini, tapi harus lihat juga situasi dan kondisi.

  • Jangan sombong dan jangan sok ekslusif

Kalau kita sudah berada di atas, maka kita akan mulai menghadapi sebuah penyakit baru yaitu star syndrome. Apabila kita sudah mulai menemukan jalan Allah, atau sudah bisa berdakwah ke banyak orang, pastikan bahwa apapun yang kita lakukan adalah lillah. Jangan mendewakan diri sendiri, pamer ibadah, dan gengsi untuk berteman dengan orang yang kurang paham dengan Islam. Bukankah tugas kita untuk berdakwah?.

  • Saatnya menjaring orang-orang untuk ikut bermetamorfosis.

Ilmu yang tidak diamalkan atau dimakan sendiri bagaikan pohon tak berbuah. Muslim sejati tidak akan hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga memikirkan orang-orang disekitarnya. Ingat, Allah tidak akan memasukkan kita ke surga-Nya apabila Allah tak ridho, karena sesungguhnya keridhoan-Nyalah yang mampu membawa kita kedalam kebahagiaan.

  • Pastikan metamorphosis kita berlangsung selamanya.

Metamorfosis seorang muslim terdiri dari sub-sub metamorfosis yang sangat banyak. Apabila kita telah selesai bermetamorfosis untuk sesuatu hal, maka masih banyak metamorfosis-metamorfosis lain yang mengantri untuk dilakukan.

Kesimpulan

Saatnya untuk bermetamorfosis, jangan ditunda-tunda, mulai dari sekarang!. Kita dapat memulainya dengan hal-hal kecil dan dimulai dari diri sendiri. Mantapkan tujuan semata-mata hanya untuk mencapai keridhoan Allah dan lakukan hal ini secara konsisten dan tidak akan pernah berakhir sampai akhir hayat. Jangan lupa, pastikan tujuan awal tetap menjadi landasan bertindak kita sejak metamorphosis dimulai.

Selamat Bermetamorfosis… 🙂