Please, say no!

Aku termasuk orang yang paling susah buat bilang “tidak”. I don’t want to blame anything, tapi mungkin karena waktu sekolah dulu selalu berusaha mencitrakan diri sebagai anak yang “baik”, jadinya agak sungkan kalau menolak keinginan orang lain.

Some people say that I was waaay tooo nice. Dan ya, kayaknya sih iya. Oleh karena itu, beberapa skill manajemenku buruk (dalam negotiating, delegating job, dan manajemen waktu yang bener-bener payah karena terlalu banyak kerjaan dan nggak berani menolak). Dan hal ini jadi bahan evaluasi besar-besaran dari pimpinanku di kantor yang baru ini: You need to say “No” if you don’t like or don’t want something.

Dan iya, aku memang harus berubah.

Metamorfosis Diri

Setiap fenomena yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak Allah SWT. Bulan yang mengitari bumi, bumi yang mengitari mentari, setiap tetes hujan yang turun, setiap jiwa yang ada kemudian tiada, dan masih sangat banyak yang lainnya merupakan kehendak-Nya. Salah satunya adalah Metamorfosis.

Metamorfosis merupakan sebuah fenomena alam yang sangat menakjubkan. Beberapa makhluk hidup mampu merubah wujud menjadi bentuk yang lebih indah dan lebih fungsional. Tidak semua makhluk hidup mampu bermetamorfosis, melainkan hanya beberapa makhluk yang dikehendaki oleh-Nya. Makhluk yang dikehendaki Allah tidak hanya kupu-kupu, katak, atau hewan yang bermatamorfosis yang kita pelajari pada biologi, namun metamorfosis ini dapat terjadi kepada seluruh makhluk yang Dia kehendaki.

Mengapa bisa demikian? Apakah manusia merupakan perubahan wujud dari larva menjadi manusia?.  Untuk manjawab pertanyaan tersebut, penulis perlu mendefinisikan metamorfosis yang dimaksud. Metamorfosis merupakan perubahan wujud menjadi lebih sempurna atau lebih fungsional yang tidak selalu berarti perubahan fisik. Manusia bukan hasil perubahan dari larva, melainkan makhluk sosial yang mampu mengendalikan dan mengatur dirinya sendiri (thinker and setter). Manusia mampu melakukan perubahan untuk dirinya sendiri bahkan mampu memengaruhi orang lain untuk berubah sesuai kehendaknya.

Lalu, apakah perubahan kearah negatif merupakan metamorfosis?. Metamorfosis merupakan perubahan kearah positif, karena metamorfosis merupakan perubahan menjadi lebih sempurna, tidak sekedar perubahan saja.

Metamorfosis diri

Apakah diri harus bermetamorfosis? Pertanyaan ini serupa dengan pertanyaan “Apakah manusia perlu minum?” atau “Apakah manusia perlu bernafas?”. Metamorfosis merupakan kebutuhan dan kewajiban diri yang tidak dapat diganggu gugat, karena sudah menjadi kewajiban manusia untuk berusaha berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih sempurna. Contoh kongkritnya, manusia harus merubah sikap dan perilaku dari sikap dan perilaku bayi menjadi dewasa.

Apakah metamorfosis diri berlangsung secara spontan?. Pertanyaan ini sama dengan “Apakah makan terjadi secara spontan?”.  Metamorfosis diri harus dilakukan dengan usaha/ikhtiar, tidak terjadi secara otomatis. Manusia menghadapi dua pilihan perubahan dalah hidupnya, berubah menjadi lebih baik (bermetamorfosis) atau lebih buruk.

Metamorfosis diri seorang muslim

Metamorfosis diri seorang muslim adalah upaya mengubah diri menjadi lebih sempurna atau lebih ideal yang mengarah untuk menjadi seorang muslim yang ideal. Sejatinya, seorang muslim ideal adalah manusia yang mampu berperilaku dan berfikir yang tetap berada dalam koridor Al-Quran dan As-Sunnah. Segala tindakan yang dia lakukan semata-mata hanya untuk menggapai keridhoan Allah.

Wah, susah dong untuk bermetamorfosis diri seorang muslim?. Tidak juga, bukankah kita dapat melaksanakan tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, tidak perlu sekaligus. Bukankah Al Quran diturunkan tahap demi tahap?. Bukankah kita belajar penjumlahan dan pengurangan dulu sebelum mampu menguasai soal-soal aljabar yang superkompleks?. Metamorfosis tidak selalu revolutif, namun bisa juga evolutif.

Mengapa metamorfosis diri sebagai seorang muslim ini kini menjadi lebih penting? Karena lubang degradasi moral manusia muslim semakin menganga dan semakin dalam. Kita tahu bahwa banyak sekali sikap-sikap manusia muslim dewasa ini yang semakin jauh dari harapan sebagai seorang muslim. Banyak yang menghabiskan waktu hanya untuk menghambur-hamburkan harta, dan bahkan bertindak yang tidak diridhoi Allah. Manusia muslim dewasa ini banyak yang lebih senang mengisi waktu-waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat wasted time daripada mengisinya dengan memakmurkan  majelis-majelis ilmu.

Lalu bagaimana agar bisa bermetamorfosis sebagai muslim secara ideal? Berikut merupakan sebagian caranya

  • Luruskan Niat

Setiap perbuatan merupakan implementasi dari niat sang pelaku. Apabila metamorfosis ini niatnya bukan lillah, maka jangan harap metamorfosis ini akan berhasil, apalagi kalau niatnya hanya karena ingin dipuji. Banyak dari orang-orang yang penulis temui berperilaku sebagai muslim hanya untuk disayang sang calon mertua, mendapatkan nilai yang bagus dari dosen, atau ingin mendapatkan perhatian dari pacar. Naudzubillah…

Pastikan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan adalah semata-mata untuk mencapai keridhoan Allah, tidak ada niat lain yang mengiringi.

  • Lakukan mulai dari hal-hal kecil

Menjadi seorang muslim ideal sangatlah sulit. Memerlukan waktu yang lama dan dilaksanakan secara konsisten dan kontinu. Banyak orang yang ingin segala sesuatu itu dapat dikerjakan secara instan atau simsalabim, padahal tidak semua hal dapat dikerjakan dengan instan.

Lakukan dengan hal-hal kecil yang dimulai dari diri sendiri. Misalnya, biasakan untuk memungut sampah atau duri di jalan agar para pengguna jalan nyaman. Atau yang lebih mudah lagi, kita bisa mulai metamorfosis ini dengan melafadzkan Bismillahirahmanirahim setiap memulai kegiatan.

  • Lanjutkan dengan hal-hal yang sedang sampai hal-hal besar

Setelah mantap dengan nomor 2, coba mulai bermain dengah hal-hal yang tingkatnya sudah sedang. Misal, menambah jam mengkaji Al Quran, memengaruhi orang lain agar berperilaku sebagai muslim, syukur-syukur kalau sudah ‘menangani’ hal-hal besar.

  • Jangan terburu-buru dan jangan terlalu memaksakan diri.

Jangan suka menganggap bahwa segala hal bisa dilakukan secara cepat dan mudah. Kita tidak usah terburu-buru untuk menjadi seorang muslim ideal walaupun kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Lakukan secara cepat dan tepat. Walaupun jangan terburu-buru, tapi jangan juga dilambat-lambatkan.

Jangan memaksakan diri, misal kita berperang secara fisik melawan musuh Allah namun pada saat itu kita tidak memiliki kemampuan perang sama sekali. Tapi hal ini harus ditanggulangi dengan cara banyak berlatih, setumpul apapun punggung parang kalau sering diasah pasti tajam.

  • Lakukan secara konsisten dan kontinyu

Walau bagaimanapun, setiap kegiatan yang dilaksanakan asal-asalan dan saka (sakadaek, sakainget, dan sakahayang) sulit untuk menghasilkan produk yang berhasil. Harus ada komitmen untuk melaksanakan proses metamorfosis ini secara berkelanjutan. Kalau perlu paksa saja diri ini, tapi harus lihat juga situasi dan kondisi.

  • Jangan sombong dan jangan sok ekslusif

Kalau kita sudah berada di atas, maka kita akan mulai menghadapi sebuah penyakit baru yaitu star syndrome. Apabila kita sudah mulai menemukan jalan Allah, atau sudah bisa berdakwah ke banyak orang, pastikan bahwa apapun yang kita lakukan adalah lillah. Jangan mendewakan diri sendiri, pamer ibadah, dan gengsi untuk berteman dengan orang yang kurang paham dengan Islam. Bukankah tugas kita untuk berdakwah?.

  • Saatnya menjaring orang-orang untuk ikut bermetamorfosis.

Ilmu yang tidak diamalkan atau dimakan sendiri bagaikan pohon tak berbuah. Muslim sejati tidak akan hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga memikirkan orang-orang disekitarnya. Ingat, Allah tidak akan memasukkan kita ke surga-Nya apabila Allah tak ridho, karena sesungguhnya keridhoan-Nyalah yang mampu membawa kita kedalam kebahagiaan.

  • Pastikan metamorphosis kita berlangsung selamanya.

Metamorfosis seorang muslim terdiri dari sub-sub metamorfosis yang sangat banyak. Apabila kita telah selesai bermetamorfosis untuk sesuatu hal, maka masih banyak metamorfosis-metamorfosis lain yang mengantri untuk dilakukan.

Kesimpulan

Saatnya untuk bermetamorfosis, jangan ditunda-tunda, mulai dari sekarang!. Kita dapat memulainya dengan hal-hal kecil dan dimulai dari diri sendiri. Mantapkan tujuan semata-mata hanya untuk mencapai keridhoan Allah dan lakukan hal ini secara konsisten dan tidak akan pernah berakhir sampai akhir hayat. Jangan lupa, pastikan tujuan awal tetap menjadi landasan bertindak kita sejak metamorphosis dimulai.

Selamat Bermetamorfosis… 🙂